Pandangan Pemerhati Pendidikan Terhadap Universitas Fort de Kock

Dikutip dari https://www.smkn5-tng.com/ Pemerhati Pendidikan Bukittinggi, Dr. (H.C.) Drs. Gusrizal Dt Salubuak Basa menilai Universitas Fort de Kock Bukittinggi mempunyai prinsip yang kuat di dalam dunia pendidikan. Menurutnya, seluruh komponen di perguruan tinggi ini ikut bersatu di dalam memajukan pendidikan.

“Mereka mempunyai prinsip yang kuat di dunia pendidikan, jadi support berasal dari yayasan, pengelola, sampai rektorat dan jajarannya yang saling mendukung,” ujar Gusrizal. Ia terhitung menilai Universitas Fort de Kock terlalu kuat di bidang kesehatan, dan sudah jadi rujukan berasal dari sebagian perguruan tinggi.

Oleh dikarenakan itu, ia tak ragu untuk menjembatani kerja serupa Universitas Fort de Kock bersama dengan perguruan tinggi di luar negeri. “Banyak perhatian perguruan tinggi asing ke perguruan tinggi ini. Terbaru berasal dari Australia dan Thailand. Mereka memberi tambahan perhatian yang baik,” ujarnya. Gusrizal mencontohkan terdapatnya kerja serupa pada Universitas Fort de Kock bersama dengan Monash University Australia.

Menurutnya, Universitas Fort de Kock untung mendapat mitra kerja dan mitra pendidikan berasal dari Monash University ini. “Ini tentu saja mengundang multiplier effect, berdampak terhadap ekonomi dan kota tentunya,” jelasnya.

Menurutnya, terkecuali orang luar saja menghendaki mengembangkan dunia pendidikan Sumbar dan Bukittinggi khususnya, wali kota mestinya terhitung memberi tambahan dukungan, baik secara langsung maupun tidak langsung. “Tidak enteng membangun mitra kerja serupa bersama dengan asing. Oleh dikarenakan itu, wajib kita jaga bersama,” tutupnya.

Rektor Universitas Zaitunah Tunisia Isi Seminar di Ukhac Mojokerto

Rektor Universitas Zaitunah Tunisia, Abdul Lathif Bin Imam Bu Azizi isi Seminar Internasional di Universitas KH Abdul Chalim Pacet (UKHAC), Mojokerto, Sabtu (24/06/2023). Pada peluang ini, pihaknya menghendaki wajib tersedia pembaharuan berkaitan anggapan Islam. Seperti zakat yang mestinya di dunia Arab adalah gandum dan sejenisnya, tapi di Indonesia tidak sanggup dikarenakan makanan pokoknya bukan gandum. “Maka kita wajib tahu kenyataan saat ini yang diperlukan apa. Jadi wajib tersedia pembaharuan pemahaman yang cocok bersama dengan kenyataan kehidupan selagi ini,” katanya.

Rektor instansi pendidikan tertua yang didirikan di dunia Arab itu sesudah itu menerangkan pentingnya istiqamah di dalam kehidupan tiap tiap manusia. Dikisahkan tersedia seseorang yang datang kepada Nabi Muhammad SAW dan menanyakan kepada nabi, satu amalan yang di mana bersama dengan satu amalan itu sesudah itu tidak memerlukan amalan yang lain. “Nabi berharap orang itu untuk mengatakan aku beriman kepada Allah dan beristiqamah. Dengan itu interaksi kita ke atas bagus dan interaksi sesama manusia terhitung bagus,” ungkapnya.

Abdul Lathif menceritakan, di Tunisia hanya cukup bersama dengan tujuh kawan dekat nabi untuk mengislamkan masyarakatnya. Agama Islam diturunkan di Arab, dikarenakan terhadap selagi itu di Arab masyarakatnya terlalu bodoh. Jika rasul diturunkan ke Indonesia yang alamnya terlalu indah ini, maka orang dapat berubah bukan dikarenakan agama tapi dikarenakan alam. “Namun di Arab yang wilayahnya gurun pasir tidak tersedia yang pengaruhi mereka bersama dengan alam, yang sanggup pengaruhi mereka adalah bersama dengan agama,” jelasnya. Menurutnya, selagi ini tersedia 32 negara yang sedang berperang saling menumpahkan darah, 28 di antaranya negara muslim. Melihat realitas berikut Abdul Lathif sesudah itu menanyakan apakah benar umat Islam adalah sebaik-baik umat seperti yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an.

“Al-Qur’an benar menyebut umat Islam adalah umat terbaik, tapi kesalahannya adalah manusia selagi ini tidak menggerakkan agama. Salah kita tidak menyatakan keindahan Islam kepada non muslim, maka yang keluar sekedar Islam itu tidak baik,” tandansya.